Berlari dalam gelisah, Menerjang badai
Kau tahu harapan belum sirna
Sempatkah kau menatap awan lagi
Tak kala debur ombak masih meneriakkan asa
Kau tahu harapan belum sirna
Sempatkah kau menatap awan lagi
Tak kala debur ombak masih meneriakkan asa
Kau bertarung bersama tentara tentara kecil, sedang dan besar
Basah kuyup tertempa laut asin
Menyatu dengan peluh dan rintih
Basah kuyup tertempa laut asin
Menyatu dengan peluh dan rintih
Berdiri sendiri
Di bawah layar terkembang
Wahai samudra kaulah tinta bagi hidupnya
Ceritakanlah kembali Hari-harinya dalam sonata yang indah
Di bawah layar terkembang
Wahai samudra kaulah tinta bagi hidupnya
Ceritakanlah kembali Hari-harinya dalam sonata yang indah
Dalam simponi ombak-ombak yang meliuk kesana kemari
Kau pentaskan sebuah panggung abadi
Sungguh..
Aku tak sabar menunggunya
Tak lupa pula lengkungan senyumnya
Berjalan sabar menyisir teluk senja
Saat matahari beristirahat sejenak dari pekerjaanya
Kau pentaskan sebuah panggung abadi
Sungguh..
Aku tak sabar menunggunya
Tak lupa pula lengkungan senyumnya
Berjalan sabar menyisir teluk senja
Saat matahari beristirahat sejenak dari pekerjaanya
Siapakah namamu sebenarnya
Bermain dengan dadu tuhan di neraka dunia
Tempat yang dalam sedalam gubuk hades
Dan tempat yang gelap, Segelap hati yang tidak tenang
Bermain dengan dadu tuhan di neraka dunia
Tempat yang dalam sedalam gubuk hades
Dan tempat yang gelap, Segelap hati yang tidak tenang
Telah kubaca ceritamu
Telah kulukis kisahmu
Samudrapun kehabisan tinta untuk merangkumkan hidup mu
Kini kusdari
Hidup tak selalu semanis madu
Terkadang se Asin ombak laut yang menerjam batu.
Telah kulukis kisahmu
Samudrapun kehabisan tinta untuk merangkumkan hidup mu
Kini kusdari
Hidup tak selalu semanis madu
Terkadang se Asin ombak laut yang menerjam batu.
karya mandau

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Orang baik akan selalu berkomentar jika membaca